0360 : Kajian Kitab Nurul Musthofa Jld I bg III

Begawan Sinting AlasRoban



NURUL MUSHTHOFA Karya Guru kami Alhabib Murtadlo bin Abdulloh Alkaaf jilid 1 bagian 3. ----

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT semata, yang telah melimpahkan anugerah agung-Nya yang tidak terbatas dengan menjadikan kita sebagai umat Baginda Nabi Muhammad SAW yang senantiasa meneladani prilakunya dan mengikuti jejak-jejaknya.

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memuliakan dan mengagungkan Baginda Nabi Muhammad SAW sejak dahulu kala dengan menekankan kepada Nabi Adam AS dan semua para Nabi dan Rasul sesudahnya untuk benar-benar selalu memuliakan, mengagungkan dan mencintai Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan diriwayatkan di kitab Al-Haawi Lil Fatawi juz 2 hal 176 Lil Imam Jalaluddin Abdur Rahman As-Suyuthi yang menerangkan tentang rahasia yang terkandung dalam cincin Nabi Sulaiman AS;

قال الإمام جلال الدين عبد الرحمن السيوطي في الحاوي للفتاوي الجزء الثاني ص 176 :ورد عن عبادة بن الصامت وجابر بن عبد الله مرفوعا كان نقش خاتم سليمان بن داود لا إله إلا الله محمد رسول الله

Yang artinya kurang lebih;“Imam Jalaluddin As-Suyuthi Rahimahullah berkata; Bahwa telah diriwayatkan dari shahabat ‘Ubadah bin Shamit dan shahabat Jabir bin Abdullah; sesungguhnya pada cincin Nabi Sulaiman AS tertulis kalimat Laa Ilaaha Illallaah Muhammadur Rasuulullaah.”

Dan demikian pula tersebutkan dalam Kitab Injil yang Allah SWT wahyukan kepada Nabi Isa AS untuk memberitahukan kepada seluruh umatnya agar mempersiapkan diri demi menyambut kekasih Allah SWT (Baginda Nabi Muhammad SAW) dengan beriman kepadanya dan menjadi pembela setianya. Sebagaimana yang telah diriwayatkan Imam Jalaluddin As-Suyuthi di kitabnya Al-Hawi Lil Fatawi juz 2 hal 175 beliau berkata;

أخرج الحاكم عن ابن عباس قال أوحى الله إلى عيسى آمن بمحمد ومر من أدركه من أمتك أن يؤمنوا به فلولا محمد ما خلقت آدم ولا الجنة و لا النار

Yang artinya kurang lebih;“Imam Hakim telah meriwayatkan dari shahabat Abdullah bin Abbas Radliyallaahu ‘Anhu, beliau berkata; Bahwa sesungguhnya Allah SWT Berfirman kepada Nabi Isa AS dalam Kitab Injil; “Hai Isa, berimanlah kamu kepada Nabi Muhammad SAW, dan perintahlah umatmu yang bertemu dengannya (Nabi Muhammad SAW) agar beriman kepadanya (Nabi Muhammad SAW). Sebab, seandainya tidak ada Dia (Nabi Muhammad SAW) maka Aku (Allah SWT) tidak akan menciptakan Adam, sorga dan neraka”.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memuliakan dan melimpahkan Belas Kasih Sayang-Nya kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan banyak sekali dari kaum Yahudi dan Nashrani yang telah mendapati taufiq dan hidayah dari Allah SWT, berbondong-bondong datang ke kota Madinah untuk menyambut kedatangan Nabi agung akhir zaman Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sesuai dengan amanat yang telah mereka dapati dalam kitab Taurat dan Injil yang masih asli. Dan meraka lakukan itu semata-mata untuk beriman kepada Baginda Nabi Muhammad SAW dan menjadi pembela setianya. Diantaranya adalah Abdullah bin Salam, Ibnul Hayyaban, Taba’ Al-humairiy, Salman Al-Farisiy, dan lain-lain, sebagaimana hal itu disebutkan oleh Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhaniy di Kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Aalamin hal 133 – 166. Dan mulai dari situlah, maka umat Islam mendapati kemenangan demi kemenangan dalam menegakkan dan memperjuangkan ajaran-ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan di sini kami ingin melanjutkan tentang riwayat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW, dimulai dari diletakkannya Nur Baginda Nabi Muhammad SAW di punggungnya Nabi Adam AS hingga lahirnya Baginda Nabi Muhammad SAW, dan tentang betapa agungnya penghormatan Nabi Adam AS kepada Nur Baginda Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Nabi Adam AS telah mendapati keistimewaan-keistimewan berkat Nur Baginda Nabi Muhammad SAW. Diantaranya disahkannya pernikahan Beliau dengan Ibu Hawwa’ dengan mahar mengucapkan sholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Dan diterimanya taubat Beliau oleh Allah SWT berkat tawassul kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itulah demi memuliakan Nur agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang ada dalam dirinya, maka setiap Nabi Adam AS akan berhubungan dengan Ibu Hawwa’ maka Beliau bersuci terlebih dahulu, memakai wangi-wangian dan memerintahkan Ibu Hawwa’ untuk melakukan hal yang sedemikian rupa .

Dan suatu saat Nur tersebut benar-benar telah pindah dalam diri Ibu Hawwa’, sehingga kecantikan Ibu Hawwa’ tambah bersinar luar biasa. Tidak lama kemudian Beliau melahirkan anak laki-laki dan diberinya nama Syits. Dan Nur tersebut telah pindah dalam diri Nabi Syits AS.

Dengan adanya Nur yang terlihat oleh Nabi Adam AS di muka Nabi Syits, maka Nabi Adam AS selalu memperhatikan dan menjaga Nabi Syits AS, demi memuliakan dan mengagungkan Nur Nabi Muhammad SAW yang ada dalam diri Nabi Syits AS tersebut. Setelah Nabi Syits AS dewasa dan Nabi Adam AS merasa telah dekat ajalnya untuk menghadap kepada Allah SWT, maka Beliau Nabi Adam AS memanggil putranya (Nabiyyullah Syits AS) dan memberikan wasiat/amanat kepadanya; “ “Wahai Anakku (Syits), Sesungguhnya Allah SWT telah mengambil perjanjian kepadamu untuk senantiasa menjaga “Nur Agung Nabi Muhammad SAW’, janganlah engkau letakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya”.Maka Nabi Syits AS menjaga teguh amanat tersebut dengan menikah dengan seorang wanita yang paling suci saat itu yang bernama Baidlo’. Dan setelah dianugerahi putra, maka Beliau Nabi Syits AS memberikan wasiat kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Demikian pula putranya melakukan hal yang sama hingga Nur Agung tersebut sampai pada Nabi Idris AS. Dan Nabi Idris AS juga melakukan hal yang sama, Beliau AS mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung tersebut kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Hingga sampailah Nur Agung tersebut pada Nabi Nuh AS.. Begitu pula Nabi Nuh AS, Beliau juga melakukan hal yang sama. Beliau berwasiat kepada putra Beliau (Sam) untuk menjaga Nur tersebut, dan jangan diletakkan kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Dan Sayyidina Sam putra Nabi Nuh AS juga mewasiatkan kepada putranya sebagaimana wasiat tersebut di atas, hingga sampailah silsilah mata rantai Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW kepada Nabi Ibrahim AS.. Dan kemudian dari Nabi Ibrahim AS, Nur tersebut turun kepada Nabi Ismail AS.. Dan Nabi Ismail AS juga telah menjaga teguh Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut, Beliau telah mewasiatkan kepada putranya agar jangan meletakkan Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW kecuali pada wanita yang paling suci nan mulia nasabnya. Maka, wasiat tersebut senantiasa terpelihara secara berkesinambungan. Dan Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW senantiasa berpindah dari seorang ayah yang suci nan agung, ke ibu yang paling suci nan mulia nasabnya, dengan ikatan pernikahan islami yang diridloi Allah SWT. Hingga sampailah perjalanan Nur Agung tersebut kepada Sayyidina ‘Adnan. Dari Sayidina ‘Adnan ke Sayyidina Ma’ad. Dari Sayyidina Ma’ad ke Sayyidina Nizar. Dan telah diriwayatkan dalam kitab Hujjatullah ‘Alal ‘Alamin hal 218 bahwa tatkala Sayyidina Nizar mengetahui bahwa dalam dirinya bersemayam Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW, maka Beliau Sayyidina Nizar sangat bahagia sekali, sehingga beliau menyembelih hewan kurban yang sangat banyak untuk disedekahkan kepada umat pada masa itu. Dan begitu pula Sayyidina Nizar telah berwasiat kepada Sayyidina Mudlor (putranya). Dan Sayyidina Mudlor juga berwasiat kepada putranya hingga sampailah Nur Agung Baginda Nabi Muhammad SAW tersebut kepada Sayyidina Hasyim.

Diskusi : 0360 : Kajian Kitab Nurul Musthofa Jld I bg III
Dokumen : 0360 : Kajian Kitab Nurul Musthofa Jld I bg III
Forsil Aswaja Tujuan didirikannya Group Forsil Aswaja Nusantara adalah untuk memelihara, melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah dengan menganut salah satu dari madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali) serta mempersatukan langkah para 'Ulama beserta pengikut-pengikutnya dan melakukan kegiatan-kegiatan Majelis Ta'lim dan Silaturahmi yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan mayarakat, kemajuan bangsa dan ketinggian harkat serta martabat manusia.

Belum ada Komentar untuk "0360 : Kajian Kitab Nurul Musthofa Jld I bg III"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel