0295 : BAHAYA RIYA
Minggu, 02 Februari 2014
Tulis Komentar
Al Faqir Namaku Antok
BAHAYA RIYA'
Dalam
al-Mustadrak, diriwayatkan, Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, “Sesungguhnya manusia pertama yang akan diputuskan perkaranya
pada hari Kiamat adalah seorang yang mati syahid. Orang itu dibawa ke
hadapan Allah dan Dia memberitahukan karunia-karunia-Nya dan dia pun
memberitahukan kepada Allah nikmat-nikmat yang didapatkannya selama di
dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Apakah yang engkau lakukan
dengan karunia itu?”
Ia menjawab, “Aku berperang di jalan-Mu sampai aku gugur.”
Allah
subhanahu wata’ala berfirman, “Engkau telah dusta. Engkau berperang
agar dipuji oleh orang lain, ‘Ia pemberani.’ Dan sungguh itu sudah
dikatakan orang.”
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, “Lalu malaikat diperintahkan untuk membawa orang tersebut
dalam keadaan wajahnya tersungkur hingga dilemparkan ke dalam neraka.”
Kemudian
orang yang belajar ilmu dan mengajarkannya dan ia gemar membaca
Al-Qur’an. Orang itu dibawa ke hadapan Allah dan Dia memberitahukan
karunia-karunia-Nya dan dia pun memberitahukan kepada Allah
nikmat-nikmat yang didapatkannya selama di dunia. Allah SWT berfirman,
“Apakah yang engkau lakukan dengan karunia itu?”
Orang itu menjawab, “Aku belajar ilmu di jalan-Mu dan mengajarkannya dan aku pun gemar membaca Al-Qur’an karena-Mu.”
Allah
subhanahu wata’ala berfirman, “Engkau telah dusta. Engkau belajar ilmu
agar dipuji orang, ‘Ia orang alim.’ Dan engkau gemar membaca Al-Qur’an
agar dipuji orang, ‘Ia qari.’ Dan orang sudah memuji itu.”
Lalu
malaikat diperintahkan untuk membawa orang tersebut dalam keadaan
wajahnya tersungkur hingga dilemparkan ke dalam neraka.
Kemudian
seorang yang Allah beri kelapangan dan dikaruniai berbagai macam harta
benda. Orang itu dibawa ke hadapan Allah dan Dia memberitahukan
karunia-karunia-Nya dan dia pun memberitahukan kepada Allah
nikmat-nikmat yang didapatkannya selama di dunia. Allah subhanahu
wata’ala berfirman, “Apakah yang engkau lakukan dengan karunia itu?”
Orang
itu menjawab, “Tidaklah sesuatu pun yang aku ketahui Engkau menyukai
bila aku berinfak padanya, maka aku infakkan hartaku padanya.”
Allah
subhanahu wata’ala berfirman, “Engkau telah berdusta. Engkau melakukan
itu agar dipuji orang, ‘Ia seorang yang teramat dermawan.’ Dan orang
sudah memuji itu.”
Lalu malaikat diperintahkan untuk membawa
orang tersebut dalam keadaan wajahnya tersungkur hingga dilemparkan
ke dalam neraka.”
Orang pertama yang akan berdiri di hadapan
Allah subhanahu wata’ala untuk kemudian dilemparkan ke dalam neraka
adalah seorang alim yang berilmu!!!
Perhatikanlah! Orang yang
pertama kali masuk ke dalam neraka adalah orang yang berilmu, sebelum
iblis, Fir‘aun, dan Haman. Seorang muslim yang berilmu dihadapkan di
hadapan Allah subhanahu wata’ala dan Dia bertanya kepadanya, “Apa yang
telah engkau kerjakan, wahai hamba-Ku?”
Orang alim itu menjawab, “Wahai Tuhanku, aku menuntut ilmu karena-Mu.”
Allah
subhanahu wata’ala berfirman, “Engkau berdusta. Engkau menuntut ilmu
agar disebut-sebut sebagai orang alim dan engkau mengajar supaya
disebut-sebut sebagai mu`allim (guru) dan engkau sudah disebut seperti
itu.”
Allah subhanahu wata’ala pun berfirman kepada para
malaikat, “Bawalah orang ini ke neraka.” Dan ia pun dilemparkan ke dalam
neraka dalam keadaan tersungkur.
Kemudian dihadapkan lagi ahli sedekah dan Allah subhanahu wata’ala bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau kerjakan?”
Orang itu menjawab, “Wahai Tuhanku, aku banyak berinfak di jalan-Mu dan berbuat berbagai kebajikan karena-Mu.”
Allah
subhanahu wata’ala berfirman, “Engkau berdusta. Sesungguhnya engkau
bersedekah agar disebut-sebut sebagai orang yang dermawan, pemurah, dan
ahli sedekah, dan orang sudah menyebut-nyebut itu.”
Allah subhanahu wata’ala pun berfirman kepada para malaikat, “Bawalah orang ini ke neraka.”
Setelah
itu dihadapkan lagi seorang yang berperang di tengah-tengah dua pasukan
yang saling bertempur. Dia seorang muslim dan gugur dalam jihad, lalu
Allah bertanya kepadanya, “Apa yang telah engkau kerjakan?”
Orang itu menjawab, “Wahai Tuhanku, aku berperang karena-Mu dan aku gugur di jalan-Mu.”
Allah
subhanahu wata’ala berfirman, “Engkau berdusta. Sesungguhnya engkau
berperang agar disebut-sebut sebagai pemberani dan engkau rela mati di
medan perang agar disebut-sebut sebagai syahid dan orang-orang sudah
menyebut-nyebut itu.”
Allah subhanahu wata’ala pun berfirman
kepada para malaikat, “Bawalah orang ini ke neraka.” Dan ia pun
dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tersungkur.
Hadits ini
telah meluluhlantahkkan segenap pembaringan para shalihin karena hadits
ini menjelaskan bagaimana manusia akan menyaksikan hakikat perbuatan
dirinya yang sesungguhnya di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
==================>>
riya adalah beramal karena ingin dipuji, dan bukan karena Allah.
Allah
SWT tidak sedikit pun menghilangkan iman orang-orang yang beriman dan
amal orang-orang yang beramal, akan tetapi Allah SAW tidak menerima bila
didustakan. Dia tidak menerima bila hamba-hamba-Nya beribadah
kepada-Nya dengan kebohongan dan penipuan. Engkau berkata, “Iyyaka
na`budu wa iyyaka nasta`in (Hanya kepada-Mu-lah kami menyembah dan hanya
kepada-Mu-lah kami memohon pertolongan),” sedangkan hatimu sibuk dengan
orang-orang di sekitarmu. Sibuk untuk mendapatkan kedudukan di hati
makhluk-Nya. Ibadahmu kepada Allah engkau peruntukkan kepada
makhluk-Nya.
riya' akan sirna dengan mengagungkan Allah swt,
merindukan Allah swt, karena hal itu akan menerangi hati, dan jika hati
kita terang dg cahaya Allah, maka sirnalah seluruh kehinaan di hati.
juga
dengan tafakkur, mengingat detik kematian, mengingat batu nisan yg
bertuliskan nama kita yg ditancapkan diatas kepala kita di makam kita
kelak, mengingat tanah yg akan menjadi dinding kubur kita dalam
kesendirian, dan hanya Allah Yang Maha Tunggal yg ada saat itu.
mengenai
riya, merupakan salah satu penyakit hati yg selalu ada dalam setiap
jiwa manusia, namun yg kita perlu arahkan adalah agar sifat riya
mengarah kepada Allah swt,
riya adalah suatu keinginan bahwa
perbuatan kita dilihat yg lain, maka bila kita arahkan riya ini untuk
Allah semata, maka selamatlah kita dari riya yg tercela,
maka
kuatkanlah hati kita untuk selalu ingin dilihat oleh Allah dalam
beribadah, hadirkan Allah swt, katakan dalam hati : "wahai Allah
lihatlah aku.. lihatlah sujudku.. lihatlah dzikirku, lihatlah sujudku yg
kuperindah hanya untukmu..
maka kita akan sibuk dengan Allah..
setelah itu akan runtuhlah kemuliaan tatapan orang lain atas ibadah
kita, kita tidak lagi perduli dengan manusia2 yg memandangi ibadah
kita.. karena kita sibuk dan asyik ingin dilihat Allah..
nah.. inilah salah satu `cara mengobati riya yg tercela.
LINK DISKUSI : https://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/281308812007516/
Dokumen : https://www.facebook.com/notes/forsil-aswaja-nusantara/0295bahaya-riya/282599231878474
Belum ada Komentar untuk "0295 : BAHAYA RIYA"
Posting Komentar