0264 : HUKUM MENJUAL KULIT QURBAN

Ahmad Hafid

Adakah rujukan dari 4 madzhab... tentang diperbolehkannya menjual kulit qurban

JAWABAN

Ana Uhibbuka Fillah

Menurut madzhab Syafi'i menjual kulit hewan qurban, baik itu qurban nadzar ( qurban wajib ) atau qurban sunat hukumnya harom, dan jual belinya dianggap tidak sah apabila yang menjualnya adalah mudhohi (orang yang berqurban ) atau orang kaya yang menerimanya. Selain itu ia wajib menggantinya apabila dijual kepada selain mustahiq ( orang yang berhak menerima ), dan apabila dijual kepada mustahiq maka ia wajib mengembalikan uangnya dan daging/kulit yang telah diterima menjadi sodaqoh. Sedangkan apabila yang menjualnya adalah faqir miskin yang menerimanya maka hal ini diperbolehkan dan jual belinya dihukumi sah.

Pendapat yang melarang penjualan kulit hewan qurban juga merupakan pendapat madzhab Maliki dan madzhab Hanbali. Ibnu Al-Mundzir juga meriwayatkan pendapat ini dari Atho', An-Nakho'i, Ishaq. Jadi, mayoritas ulama' menyatakan bahwa menjual kulit hewan qurban itu tidak diperbolehkan. Ketentuan hukum ini berdasarkan hadits nabi

"Dari Ali, beliau berkata : "Rosululloh memerintahkanku untuk mengurusi hewan kurban beliau. Aku pun lantas membagikan dagingnya, kulitnya dan pakaiannya. Beliau memerintahkanku untuk tidak memberi upah kepada jagal dari hewan kurban, sedikit pun. Beliau bersabda, 'Kami akan memberi upah untuk jagal dari harta kami yang selainnya.'' ( Shohih Muslim, no.1317 )

Kedua, Imam Haromain, salah seorang ulama' madzhab Syafi'i menceritakan bahwa penulis kitab "At-Taqrib" meriwayatkan satu pendapat yang ghorib ( asing ) yang memperbolehkan menjual kulit hewan qurban. Madzhab Hanafi juga memperbolehkan menjual kulit qurban, tapi hukumnya makruh. Namun hukum makruh tersebut hilang apabila uang dari hasil penjualan kulitnya disedekahkan menurut pendapat Syekh Muhammad.

Salah satu alasan ulama' yang memperbolehkan menjual kulit hewan qurban adalah meng-qiyas-kannya dengan kebolehan memakan sebagian daging tersebut bagi orang yang berqurban. Ibnu Al-Baththol dalam kitab beliau, Syarah Shohih Bukhori menjelaskan bahwa alasan ini tidak bisa diterima, sebab hukum asal dari sesuatu yang sudah dikeluarkan untuk tujuan ibadah tidak boleh diambil kembali kecuali terdapat dalil yang memperbolehkannya. Dan masalah ini tentu berbeda dengan kebolehan memakan sebagian dagingnya, sebab hal itu memang diperbolehkan karena memang terdapat dalil yang memperbolehkannya.

Kesimpulannya, terdapat satu pendapat dari salah satu ulama' madzhab Syafi'i yang memperbolehkan menjual kulit hewan qurban, namun pendapat ini adalah pendapat ghorib. Madzhab Hanafi juga memperbolehkan menjual kulit qurban, namun hukumnya makruh, dan hukum makruh tersebut hilang apabila kulitnya disedekahkan.

 Referensi :
1. Al-Majmu', Juz : 8 Hal : 418-19
2. Hasyiyah As-Syarqowi, Juz : 2 Hal : 21
3. Tarsyihul Mustafidin, Hal : 201 4. Hasyiyah Al-Bajuri, Juz : 2 Hal : 301
5. Mauhibah Dzawil Fadlol, Juz : 4 Hal : 295
6.Kifayatul Akhyar, juz II, hal. 295 7. Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz : 7 Hal : 98 8.Roddul Mukhtar Ala Durril Mukhtar, Juz : 6 Hal : 328 ( Madzhab Hanafi )
9.. Syarah Bukhori Li Ibnu Baththol, Juz : 4 Hal : 391


Cecep Furqon

dalam mazhab Hanafi boleh barter dengan alat yang dapat dimanfaatkan tapi tidak boleh dengan barang yang habis digunakan.

Adapun menjual dengan uang maka boleh jika niat untuk disodaqohkan adapun semata-mata nyari harta maka tidak boleh.

قال رحمه الله : ( ويتصدق بجلدها ، أو يعمل منه نحو غربال ، أو جراب ) لأنه جزء منها وكان له التصدق والانتفاع به ألا ترى أن له أن يأكل لحمها ولا بأس بأن يشتري به ما ينتفع بعينه مع بقائه استحسانا وذلك مثل ما ذكرنا لأن للبدل حكم المبدل ولا يشتري به ما لا ينتفع به إلا بعد الاستهلاك ، نحو اللحم والطعام ولا يبيعه بالدراهم لينفق الدراهم على نفسه وعياله والمعنى فيه أنه لا يتصدق على قصد التمول ، واللحم بمنزلة الجلد في الصحيح فلا يبيعه بما لا ينتفع به إلا بعد الاستهلاك ولو باعها بالدراهم ليتصدق بها جاز لأنه قربة كالتصدق بالجلد واللحم وقوله : عليه الصلاة والسلام { من باع جلد أضحيته فلا أضحية له } يفيد كراهية البيع ، وأما البيع فجائز لوجود الملك والقدرة على التسليم .

Bahrurra"iq hal 67

وينتفع بجلدها فيما يفرش وينام عليه ، أو يعمل منه آلة تستعملكالقربة والدلو والسفرة لما روي عن عائشة اتخذت من جلد أضحيتها سقاء ، أو يشتري به آلةكالمنخل والغربال ولا يشتري به ما لا ينتفع به إلا بالاستهلاك كالأباريز ونحوها ، لأنالمأثور أن ينتفع به أو ببدله مع بقاء عينه ، ولا يبيعه لقوله عليه الصلاة والسلام : ' من باعجلد أضحيته فلا أضحية له ' فإن باعه شيء من النقود يتصدق به لأن وقت القربة قد فاتفيتصدق به ، كذا رواه محمد .

Alikhtiar lita'lilil mukhtar hal 23 juz 5. maktabah shamela.

hanya imam Ato yang memperbolehkan menjual kulit. yang lain atau jumhur tidak boleh menjual dengan uang....

وقال عطاء : يجوز له بيع الجلد ، وتملك ثمنه ، لأن مقصود الأضحية إراقة الدم وإطعام اللحم

hawi kabiir. Imam auzai sama dengan Imam hanafi


Link Diskusi    : 0264 : HUKUM MENJUAL KULIT QURBAN
Link Diskusi 2 :  0264 : HUKUM MENJUAL KULIT QURBAN

Link Dokumen    : 0264 : HUKUM MENJUAL KULIT QURBAN
Link Dokumen 2 : 0264 : HUKUM MENJUAL KULIT QURBAN

Belum ada Komentar untuk "0264 : HUKUM MENJUAL KULIT QURBAN"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel