0075. PACARAN VS TA'ARUF
Jumat, 12 April 2013
Tulis Komentar
AghitsNy Robby
السلام عليكم و رحمة الله...
PACARAN VS TA'ARUF
Sahabatku..., sebetulnya apa sih pacaran itu?
Biasanya nih.., kalau ada cowok dan cewek saling
suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya
terima, itu berarti sudah pacaran. Buat sebagian
orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan,
nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun
lah!
Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi
apakah “praktek pacaran” ini, sesuai atau tidak
dengan aturan-aturan dalam Islam.
Pertama, kalau lagi pacaran maunya berdua terus.
Beberapa hari tidak ditelpon udah resah, seharian tidak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh.
Rasulullah SAW bersabda, “ Tiada bersepi-sepian
seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan
merupakan orang ketiga diantara mereka.” Nah
lo....
Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih,
nanti kita bisa lupa sama tujuan ALLAH
menciptakan kita (manusia). FirmanNya, “ Dan
tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk
beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)
Ketiga, di jaman serba permisif ini seks udah jadi
bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai
edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Astaghfirullah.. :(
Memang banyak orang pacaran awalnya tidak
menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua,
ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah
ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang
tangan, terus rangkul pundak, terus…..terus….
.wah bisa kebablasan deh. Sahabatku, agama kita
sangat melarang perbuatan semacam itu.
FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 17:32)
Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan
preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.”
So.., pegang-pegangan tangan dengan non
muhrim juga tidak diperbolehkan.
Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan
berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang disekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.
Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran tidak
menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar
aturan ALLAH dan tidak mendapat ridhoNya,
masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang
menginginkan surgaNya, yang takut akan
nerakaNya, masih melakukannya?” Hmm..., tapi
kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya kita
ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita tidak bisa
gampang percaya sama orang, jadi perlu ada
penjajagan”.
Sahabatku.., Islam punya solusi yang
mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya
ngetop dengan nama TA’ARUF, yang artinya
perkenalan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
masalah taaruf.
Pertama, ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk
penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah
satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa
menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada
orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang
yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga
kalau tidak cocok sulit putus dan terasa
menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya ALLAH
niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak
cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan
jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun
merugikan.
Kedua, ta’aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi
dengan saling tukar informasi mengenai diri
masing-masing baik kebaikan maupun
keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering
ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada
calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di
kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-
kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit
tertentu, tidak bisa masak, atau yang lainnya.
Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi
juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat,
guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon tidak
bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda
dengan orang pacaran yang biasanya semu dan
penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan
dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai
makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang
rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap
berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit
dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu
tuh).
Ketiga, dengan ta’aruf kita bisa berusaha
mengenal calon dan mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua
belah pihak telah siap menikah dan siap membuka
diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan
penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan
dengan orang pacaran yang sudah lama
pacarannya sering tetap merasa belum bisa
mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?
Keempat, melalui ta’aruf kita boleh mengajukan
kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-
hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang
kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai
hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun
tetap berdasarkan dialog dengan ALLAH melalui
sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang
mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada
pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka
mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati
kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta
(atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya
jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke
akad nikah tidak terlalu lama.Ini bisa
menghindarkan kita dari berbagai macam zina
termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan
“digantung” pada pihak perempuan. Karena
semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk
memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.
Keenam, dalam ta’aruf tetap dijaga adab
berhubungan antara laki-laki dan perempuan.
Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan.
Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil
yang artinya kita terhindar dari zina.
Sahabatku, perlu digaris bawahi, ta'aruf hanyalah
sebuah proses saling mengenal, belum ada ikatan
untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau
sudah masuk proses yang namanya khitbah.
Ta'aruf bukanlah sebuah kepastian, hanyalah salah
satu ikhtiar manusia, sedangkan jodoh ada di
tangan ALLAH. Sehebat-hebatnya sebuah rencana,
tetap rencana ALLAH-lah yang lebih hebat. Oleh
karenanya, ketika kita ta'aruf semestinya kita tidak
perlu memendam kecenderungan kepada
pasangan, yang nantinya akan membuat kita sakit
hati jika ternyata proses taaruf yang sedang kita
jalani tidak berjalan seperti yang kita harapkan.
Tetap bersikap legawa, apapun yg terjadi dengan
proses yang tengah kita hadapi. Karena, jodoh
adalah kehendak ALLAH.
Sahabatku.., sekarang sudah jelas kan apa
perbedaan pacaran dengan taaruf? Dalam islam
tidak ada yang namanya pacaran, dan pacaran itu
hukumnya HARAM, karena aktivitas pacaran sangat
dekat dengan zina. Dan ternyata ta’aruf banyak
kelebihannya dibanding dengan pacaran, dan
Insya ALLAH diridhoi ALLAH.
Jadi.., kita mau mencari kebahagiaan dunia akhirat
dan menggapai ridhoNya atau malah mau mencari
kesulitan, dengan mencoba-coba melanggar
perintahNYa dan mendapat murkaNya?.
Sahabatku.., yuk kita benahi diri kita dan
menjaganya dari hal-hal yang dapat mengotori
hati, ... ^_^
http://www.facebook.com/groups/forsil.jabodetabek/permalink/241603412644723/
Belum ada Komentar untuk "0075. PACARAN VS TA'ARUF"
Posting Komentar