0337 : HEWAN DARAT YANG TERGOLONG HALAL
Kamis, 06 Maret 2014
1 Komentar
Mujawwib Forsil
Assalaamu'alaikum warahmatullaah wabarokaatuh . .
Izin berbagi ..
Al- Hayawaanu Al Halaalu Minad-Dawaaabb
Hewan hewan yang tergolong halal dari
daratan
-------------------------------------------------------
Berikut ini saya hanya menyebutkan hewan hewan yang halal yang
tidak lazim dikenal penghalalan nya saja,,, khusus nya dalam hukum madzhab Syafi'iyah . .
KARKADAN (BADAK / RHINO)
Hewan ini poulasinya sudah sanga jauh menurun dan terancam punah, Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.
ومنها الكركدن روى أنه في جزائر الصين والهند الكركدن حيوان طوله مائة ذراع فأكثر من ذلك له ثلاثة قرون قرن بين عينيه وقرنان علي أذنيه يطعن الفيل فيأخذه في قرنه ويبقي بين عينيه مدة وأما حكمه فلم أر أحدا تعرض له مع التتبع الشديد والسؤال العديد والظاهر حله لأكله الشجر ذكره في حياة الحيوان
[Tahqiiqul hayawaan : 25]
DHOBB الضب (KADAL ARAB)
Hidup di gurun gurun pasir dan padang rumput luar hampir seperti komodo.panjang nya bisa sampai 85 cm kalau besar. Kadal tergantung pada tanaman dalam makanan dan juga pada serangga2 kecil dan jarang minum air.Banyak yang ber pendapat ini sama dengan biawak yang ada di indonesia, perlu di ketahui bahwaanya ini lain, biawak yang ada di indonesia hukum nya harom, karna di samping buas makanan nya juga menjijikkan ya'ni berupa bangkai bangkai hewan dan sifat nya pun sama seperti komodo,, adapun Dhobb ini ( kadal arab ) ini maka hukum nya HALAL ..
ومنها الضب في كفاية الأخيار وكذا يحل الضب لأنه أكل بحضرته عليه الصلالاة والسلام (تحقيق الحيوان في بيان أحكام : ٢٣)
Dan dari nya (hewan yg halal dr darat) adalah Kadal arab ( dhobb) di terangkan di dalam Kifaayatul Akhyaar, dan dhobb itu halal di karenakan untuk memakan nya di boleh kan oleh Kanjeng Nabi muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam.( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 18 )
Pendapat yang paling kuat yang merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah bahwa dhabb adalah halal dimakan, hal ini berdasarkan sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tentang biawak:
كُلُوْا وَأَطْعِمُوْا فَإِنَّهُ حَلاَلٌ
“Makanlah dan berikanlah makan dengannya (dhabb) karena sesungguhnya dia adalah halal”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Umar)
Adapun keengganan Nabi untuk memakannya, hanyalah dikarenakan dhabb bukanlah makanan beliau, yakni beliau tidak biasa memakannya. Hal ini sebagaimana yang beliau khabarkan sendiri dalam sabdanya:
لاَ بَأْسَ بِهِ، وَلَكِنَّهُ لَيْسَ مِنْ طَعَامِي
“Tidak apa-apa, hanya saja dia bukanlah makananku”.
Ini yang dikuatkan oleh Imam An-Nawawy dalam Syarh Muslim (13/97).
[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/529
QOOQUM قاقم
Sama seperti Ibnu 'Aros, masih dalam spesies Musang hanya saja lebih besar dari Ibnu 'Aros,, Hukum memakan nya HALAL
ومنها القاقم كما قال إبن الصلاح قد ذكرنا قريبا مع الدلق وهو بضم القاف الثانية قاله في فتوحات الوهاب .. اهـ (تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 24 )
Dan di antaranya lagi ( hewan darat yang di halalkan ) adalah QOOQUM seperti apa yang di katakan Ibnu Sholah : Sungguh kami menyebutnya (qooqum) itu adalah kerabat dekat (sama/sejenis) seperti DALLAQ( sejenis musang juga) dengan Dhommah di huruf qoof kedua nya, Beliau berkata tentang ini di Fathul Wahhab ,,, ( Tahqiiqul Hayawaan Fi Bayaani Ahkaam : 24 )
QUNFUDZ القنفذ ( LANDAK KECIL)
Sama seperti umum nya landak yang ada di indonesia ( besar ) akan tetapi ini ukuran nya kecil seukuran tangan orang dewasa dan muncung ( mulut nya ) berbentuk kerucut seperti curut,,, biasa ini di jadikan hewan peliharaan yang lucu di karnakan bila melindungi diri dia melengkungkan tubuh nya dan menjadi agak bulat sehingga yang tampak hanya tubuh nya yang berduri. Dan adapun hukum memakan nya adalah HALAL
ومنها القنفذ قال الشافعي يحل أكل القنفذ لأن العرب تستطيبه أفتي ابن عمر بـإبـاحته ,, اهـ /وفي حياة الحيوان وقال أيضا ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 22
dan di antara yang di halal kan dari hewan2 yg di darat adalah QONFUDZ ( landak kecil), Imam Syafi'i berkata di halalkan memakan Qonfudz ( landak kecil) di karenakan mengikuti baiknya fatwa Ibnu 'Umar tentang pembolehan nya memakan Qonfudz.. / dan ini juga termaktub di Hayatul hayawaan ( Tahqiiqul Hayawaan fiy bayaani Ahkaam : 22 )
Dan pendapat ini juga di kuatkan oleh Imam Fauzan tentang kebolehan dan kehalalan nya ( Majmu’ (9/10). )
SANJAAB (TUPAI / BAJING)
Seperti yang telah di ketahui,,, tupai adalah hewan pemanjat dan peloncat ulung yang sering memakan buah2an dan kelapa pada umum nya... Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.
Untuk menentukan halal-haramnya, maka dibutuhkan dalil dari Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak ada satu pun dalil yang mengharamkannya maka kembali ke hukum asal yakni halal. Hal ini sesuai kaidah
الأصل في الشيء الإباحة إلا ما ورد عن الشارع تحريمه
hukum asal dari segala sesuatu adalah mubah, kecuali ada dalil dari pembuat syariat yang mengharamkannya. (Mughniy Muhtaaj)
Kaidah ini dibuat oleh para Ahli ushul, berdasarkan ayat-ayat berikut:
هو الذى خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل شيء عليم ( البقرة : 29 )
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 29)
Berkata Imam Asy Syaukani dalam Fathul Qadirnya:
قال ابن كيسان: “خلق لكم” أي من أجلكم، وفيه دليل على أن الأصل في الأشياء المخلوقة الإباحة حتى يقوم دليل يدل على النقل عن هذا الأصل، ولا فرق بين الحيوانات وغيرها مما ينتفع به من غير ضرر، وفي التأكيد بقوله: “جميعاً” أقوى دلالة على هذا
Berkata Ibnu Kaisan : (Menjadikan untuk kalian) yaitu karena kalian. Di dalamnya ada dalil bahwa hukum asal dari segala sesuatu ciptaan adalah mubah sampai tegaknya dalil yang menunjukkan perubahan hukum asal ini. Tidak ada perbedaan antara hewan-hewan atau selainnya, dari apa-apa yang dengannya membawa manfaat, bukan kerusakan. Hal ini dikuatkan lagi dengan firmanNya: (jami’an) “Semua”, yang memberikan korelasi yang lebih kuat dalam hal ini. ( Fathul Qadir,1/64-Syamilah )
Ayat lainnya:
Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu Dengan sebaik-baiknya, dan dimulakanNya kejadian manusia berasal dari tanah (QS. As Sajdah (32): 7)
Dalam Fathul Qadir disebut: أعطى كل شيء خلقه, yakni Dia memberikan kepada segala sesuatu dengan sebaik-baiknya ( Fathul Qadir, 2/6-Syamilah)
الحلال ما احل الله في كتابه والحرام ما حرم الله في كتابه وما سكت عنه وهو مما عفو عنه (رواه الترمذى)
“Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabNya, yang haram adalah yang Allah haramkan dalam kitabNya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu termasuk yang dimaafkan.( HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, dihasankan oleh At Tirmidzi, bahkan Ibnu Taimiyah menjadikan nya hujjah dalam majmu' fatawa nya )
وَيَحِلُّ أَيْضًا السِّنْجَابُ وَهُوَ حَيَوَانٌ عَلَى حَدِّ الْيَرْبُوعِ يُتَّخَذُ مِنْ جِلْدِهِ الْفِرَاءُ
“Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru, yang bisa diambil kulitnya untuk pakaian berbulu ( Hasyiah Jamal,22/246- Syamilah)
ومنها السنجاب قال سليمان بن عمر في التجريد لنفع العبيد ويحل أيضا السنجاب وهو حيوان علي حد اليربوع .. اهـ
Dan darinya ( hewan yg halal dr daratan) adalah Tupai, berkata Sulaiman bin 'Umar dalam Tajriid Linaf'il 'Abiid nya dan beliau menghalal kan juga dan beliau menempatkan Sanjab ( tupai) hewan yang sama seperti Yarbuu' ( sejenis tikus kecil yang bertungkai belakang panjang ) [ Tahqiiqul Hayawaan Fii Bayaani Ahkaam : 24 ]
SAMMUUR
Sama seperti musang lain nya..banyak berukuran kecil di bagian timur Rusia, Siberia, Mongolia dan Jepang, yang lazim di seluruh dunia dalam berbagai bentuk dan ukuran dan warna yang berbeda, tapi satu keluarga. Sulit membedakan nya... Dan hukumnya sama seperti keluarganya yang lain, ya'ni HALAL
ومنها السمور في شرح المنهج وحل سمور بفتح السين وضم الميم المشددة وهو حيوان يشبه السنور لأن العرب تستطيب .. اهـ
Dan dari hewan yg di halalkan di darat lagi adalah As-Sammuur, Didalam Syarah minhaj di terangkan kehalalan nya .. Difathahkan huruf Siin nya dan di dhommah kan mim nya serta di tasydidkan. dan adapun Sammuur adalah hewan sebagaimana Sanuur ( sebangsa kucing) karenanya juga orang orang arab menganggapnya hewan yang baik .. [ Tahqiiqul hayawaan Fiy bayaani Ahkaam : 24 ]
WABAR
Hewan ini biasanya hidup di daerah padang pasir dan hutan hutan yang biasanya dekat dengan perairan,, berdiamnya di bawah tanah yang beratap bebatuan.. Besarnya seperti kucing bila dewasa bahkan lebih besar lagi,, postur tubuh nya seperti landak yang besar tanpa bulu bulu berduri, dan bila sudah dewasa giginya yang atas dua ( kanan kiri ) memanjang dan melengkung kebelakang. Hewan ini tergolong kuat dan bisa melindungi dirinya walau dari saekor ular berbisa sekalipun.. Dan adapun hukum memakan nya adalah HALAL
ومنها الوبر قال الدميري وحكمه حل الأكل لأنه يغدي في الإحرام و الحرم وهو كالأرنب يتعلف النبات والبقول .. اهـ
Dan yg termasuk hewan2 yg dihalalkan dr darat adalah Wabar, Imam Damiri berkata ( dalam Hayaatul Hayawaan )dan menghukuminya Halal untuk memakan nya karena wabar dijadikan salah satu makanan ( hidangan kala pagi ) pada waktu ihrom dan di tanah harom , dan adapun Wabar itu seperti Kelinci dan makanannya adlah sayur sayuran dan kacang kacangan ( biji bijian )
YARBUU'
Hewan sejenis tikus yang postur tubuh nya kecil dan bertungkai belakang panjang, ukuran tubuh nya 5-13 cm panjangnya dan ekornya 7-18 cm dan beratnya 10-63 g. Dan ciri khas hewan ini, hewan ini jarang meminum air sepanjang hidupnya,makanan nya adalah bagian bawah tanaman Alasaria, Dia tinggal di daerah panas dan selalu aktif di malam hari dan sering hidup di gua-gua basah di siang hari., tergolong hewan pengerat, dalam bahasa latin nya kita kenal dengan GERBILLUS, tersebar di daerah-daerah kering Afrika Utara dan Timur dan Selatan dan Asia Barat. Hukum memakan nya adalah HALAL.
Ini merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, dan juga merupakan pendapat ‘Urwah, ‘Atho` Al-Khurosany, Abu Tsaur, dan Ibnul Mundzir, karena asal dari segala sesuatu adalah halal, dan tidak ada satupun dalil yang menyatakan haramnya yarbu’ ini. Inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny (11/71).
[ Iqna' (3/528) dan Mughni Muhtaj (4/299)]
ومنها اليربوع في حياة الحيوان الحكم يحل أكله لأن العرب تستطيبه .. اهـ
Dan di antara nya lagi (hewan yg halal) adalah Yarbuu', Disebutkan dalam Hayaatul Hayawaan ,adapun hukum nya adalah di halalkan untuk memakan nya karena orang orang arab menganggap hewan ini baik.. ( termasuk thoyyibaat) [ Tahqiiqul Hayawaan Fiy Bayaani Ahkaam : 22 ]
DALLAQ
Hewan ini satu spesies dengan musang hanya saja ekornya lebih pendek dari lain nya ... warna bulunya hitam dan bagian belakang nya putih .. Hukum memakan nya adalah HALAL..
ومنها الدلق وهو دويبة تقرب من السمور وقال الدميري في حياة الحيوان وفي رحلة إبن الصلاح عن كتاب لوامع الدلائل في زوايا المسائل المكيا الهراسي أنه قال يجوز أكل الفنك والسنجاب والدلق والقاقم والحوصل والزرافة كالثعلب
Dan hewan yang di halalkan lain nya adalah Ad-Dallaq, hewan ini adalah hewan darat yang masih kerabat dekat dengan Sammuur ( musang ), imam Damiri berkata dalm Hayaatul Hayawaan dan Rihlah Ibnu Sholaah tentang kitab Lawaami'ud Dalaa'il Fiy Zawaayal masaa'il Al- Makkiyya Al-Hirosi bahwa sanya beliau berkata : Boleh memakan Fannak( Desert fox/ rubah kecil),Sanjaab ( Tupai) , Dallaq, Qooqum, Perut burung, dan jerapah(*) seperti( sebagaimana) Tsa'lab ( rubah ) [ Tahqiiqul hayawaan Fy bayaani Ahkaam : 24 ]
Jenis Kelinci Anggora
ARNAB ( KELINCI)
Hewan yang mirip tikus ini ada banyak macam jenis nya,, tp secara gari besar terbagi dua , kelinci biasa ( terwelu ) dan kelinci yang pandai bersiul,,, dan marmut masuk dalam jenis spesies ini.. jadi sama hukum nya.. dalam nama lain nya kita kenal dengan pika ( pikachu ).. Makanan nya berupa sayur sayuran dan kacang kacangan ( biji bijian ).. Adapun hukum memakan nya adalah HALAL..
ومنها الأرنب قال في حياة الحيوان يحل أكل الأرنب عند العلماء كافة إلا ما حكي عن عبد الله بن عمرو بن العاص وابن أبي ليلي انهما كرها أكلها .. ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 20 )
Dan diantara hewan2 yang di halalkan yang di darat adalah kelinci, Dikatakan dalam Hayaatul hayawaan , dihalalkan memakan kelinci menurut keseluruhan 'ulamaa' kecuali apa yang di hukumi dari hadits yang di riwayat kan Abdullah bin 'Umar bin 'Ash dan Abi laylaa bahwasanya keduanya meninggalkan untuk memakan nya. ( Tahqiiqul Hayawaan fiy Bayaani ahkaam wa khowaashuhu : 20 )
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary dan Imam Muslim dari Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-:
أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم أُهْدِيَ لَهُ عَضْوٌ مِنْ أَرْنَبٍ، فَقَبِلَهُ
“Sesungguhnya beliau (Nabi) -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah diberikan hadiah berupa potongan daging kelinci, maka beliaupun menerimanya”.
Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Al-Mughny, “Kami tidak mengetahui ada seorangpun yang mengatakan haramnya (kelinci) kecuali sesuatu yang diriwayatkan dari ‘Amr ibnul ‘Ash
Luqhothot : 16
HIMAARUZ ZAROD ( ZEBRA )
Hewan yang mirip seperti kuda ini tak lain adalah salah satu jenis spesies dari Himar ( keledai ) akan tetapi liar, dalam bahasa arab kita kenal dengan sebutan Al Wahsyi ( liar ).. Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.. tidak seperti Himar ( keledai ) lain nya yang tergolong Ahliy ( keledai jinak ) maka Nabi menghukumi nya Haram dikarenakan Najis daging nya..
HALAL hukum nya :
فإن الحمر الوحشية يجوز أكل لحمها؛ بخلاف الإنسية فلا يجوز أكلها لنهي النبي صلى الله عليه وسلم عنها، ففي الصحيحين عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن لحوم الحمر الأهلية. اهـ.
وقال الإمام الشافعي في الأم: أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن عبد الله والحسن ابني محمد بن علي, عن أبيهما عن علي بن أبي طالب رضي الله عنهم: أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عام خيبر عن نكاح المتعة, وعن لحوم الحمر الأهلية .
قال الشافعي: في هذا الحديث دلالتان:
إحداهما: تحريم أكل لحوم الحمر الأهلية، والأخرى إباحة لحوم حمر الوحش, لأنه لا صنف من الحمر إلا الأهلي والوحشي, فإذا قصد رسول الله صلى الله عليه وسلم بالتحريم قصد الأهلي, ثم وصفه , دل على أنه أخرج الوحشي من التحريم وهذا مثل نهيه عن كل ذي ناب من السباع . فقصد بالنهي قصد عين دون عين، فحرم ما نهى عنه وحل ما خرج من تلك الصفة سواه، مع أنه قد جاء عن رسول الله صلى الله عليه وسلم إباحة أكل حمر الوحش. أمر أبا بكر رضي الله عنه أن يقسم حمارا وحشيا قتله أبو قتادة بين الرفقة. وحديث طلحة أنهم أكلوا معه لحم حمار وحشي .
( قال الشافعي ): وخلق الحمر الأهلية يباين خلق الحمر الوحشية مباينة يعرفها أهل الخبرة بها . فلو توحش أهلي لم يحل أكله. وكان على الأصل في التحريم . ولو استأهل وحشي لم يحرم أكله وكان على الأصل في التحليل . ولا يذبحه المحرم وإن استأهل. ولو نزا حمار أهلي على فرس أو فرس على أتان أهلية, لم يحل أكل ما نتج بينهما، لست أنظر في ذلك إلى أيهما النازي لأن الولد منهما . فلا يحل حتى يكون لحمهما معا حلالا . وكل ما عرف فيه حمار أهلي من قبل أب أو أم . لم يحل أكله بحال أبدا . ولا أكل نسله . ولو نزا حمار وحشي على فرس . أو فرس على أتان وحشي حل أكل ما ولد بينهما لأنهما مباحان معا ....اهـ.ـ
وأما الأساس المتبع لتحريم الحيوانات فهو كل ما نص الشرع على حرمته بعينه كالحمار الأهلي والخنزير، أو جنسه ككل ما يفترس بنابه من السباع كالأسد، والذئب، والفيل، والكلب.
ويحرم من الطير ما كان ذا مخلب أي ظفر يفترس به كالعقاب، والبازي، والصقر.
ويحرم ما كان خبثه معروفاً كالفأرة والحشرات.
أو كان خبثه عارضاً كالجَلَّالة وهي الحيوانات التي تتغذى بالنجاسة، فيحرم أكل لحمها حتى تحبس، وتعلف الطاهر، ويغلب على الظن طهارتها.
أو كان معروفاً بأكل الجيف كالغراب.
أو كان متولداً بين حلال وحرام كالبغل فهو من أنثى خيل نزا عليها حمار وقيل إنه يتبع لأمه.
ويحرم أكل ما أمر الشارع بقتله كالحية والعقرب، أو نهى عن قتله كالنملة والنحلة ونحوها.
ويحرم أكل ما ذكر عليه اسم غير الله، أو ذبح لغير الله ويسمى فسقا، قال تعالى: أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ. {الأنعام:145}.
وتحرم الميتة التي لم تذك ويدخل فيها كل ما مات بالخنق، أو بضرب الرأس، أو بالصعق الكهربائي، أو بالتغطيس في الماء الحار، أو بالغاز الخانق فهو حرام لا يجوز أكله، لعدم ذكاته ولأن الدم في هذه الحالات يحتقن باللحم فيضر الإنسان أكله.
وااله أعلم
http://www.islamweb.net/ fatwa/ index.php?page=showfatwa&Op tion=FatwaId&Id=137355
Mohon koreksi dan penambahan nya bagi para asaatidz dan asaatidzah ..
Silahkan di dokumen kan karna sudah dapat izin dari yang punya . . :)
Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh . .
Dokumen : 0337 : HEWAN DARAT YANG TERGOLONG HALAL
Assalaamu'alaikum warahmatullaah wabarokaatuh . .
Izin berbagi ..
Al- Hayawaanu Al Halaalu Minad-Dawaaabb
Hewan hewan yang tergolong halal dari
daratan
-------------------------------------------------------
Berikut ini saya hanya menyebutkan hewan hewan yang halal yang
tidak lazim dikenal penghalalan nya saja,,, khusus nya dalam hukum madzhab Syafi'iyah . .
- Dhobb ( Kadal Arab ) bukan biawak
- Karkadan ( Badak )
- Dho'bun ( Hyena )
- Daldal ( landak besar )
- Qonfudz ( Landak kecil )
- Fannak ( Rubah jenis kecil )
- Tsa'lab ( Rubah jenis besar )
- Musang dan jenis jenis nya antara lain :
Ibnu 'Aros
Ibnu Muqridh
Qooqum
Sammuur
Dallaq
- Wabar ( heterobar )
- Yarbuu' ( semacam tikus kecil )
- Sanjaab (Tupai )
- Arnab ( kelinci )
- Himaarul Wahsy ( Zebra )
KARKADAN (BADAK / RHINO)
Hewan ini poulasinya sudah sanga jauh menurun dan terancam punah, Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.
ومنها الكركدن روى أنه في جزائر الصين والهند الكركدن حيوان طوله مائة ذراع فأكثر من ذلك له ثلاثة قرون قرن بين عينيه وقرنان علي أذنيه يطعن الفيل فيأخذه في قرنه ويبقي بين عينيه مدة وأما حكمه فلم أر أحدا تعرض له مع التتبع الشديد والسؤال العديد والظاهر حله لأكله الشجر ذكره في حياة الحيوان
[Tahqiiqul hayawaan : 25]
DHOBB الضب (KADAL ARAB)
Hidup di gurun gurun pasir dan padang rumput luar hampir seperti komodo.panjang nya bisa sampai 85 cm kalau besar. Kadal tergantung pada tanaman dalam makanan dan juga pada serangga2 kecil dan jarang minum air.Banyak yang ber pendapat ini sama dengan biawak yang ada di indonesia, perlu di ketahui bahwaanya ini lain, biawak yang ada di indonesia hukum nya harom, karna di samping buas makanan nya juga menjijikkan ya'ni berupa bangkai bangkai hewan dan sifat nya pun sama seperti komodo,, adapun Dhobb ini ( kadal arab ) ini maka hukum nya HALAL ..
ومنها الضب في كفاية الأخيار وكذا يحل الضب لأنه أكل بحضرته عليه الصلالاة والسلام (تحقيق الحيوان في بيان أحكام : ٢٣)
Dan dari nya (hewan yg halal dr darat) adalah Kadal arab ( dhobb) di terangkan di dalam Kifaayatul Akhyaar, dan dhobb itu halal di karenakan untuk memakan nya di boleh kan oleh Kanjeng Nabi muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam.( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 18 )
Pendapat yang paling kuat yang merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah bahwa dhabb adalah halal dimakan, hal ini berdasarkan sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- tentang biawak:
كُلُوْا وَأَطْعِمُوْا فَإِنَّهُ حَلاَلٌ
“Makanlah dan berikanlah makan dengannya (dhabb) karena sesungguhnya dia adalah halal”. (HR. Al-Bukhary dan Muslim dari hadits Ibnu ‘Umar)
Adapun keengganan Nabi untuk memakannya, hanyalah dikarenakan dhabb bukanlah makanan beliau, yakni beliau tidak biasa memakannya. Hal ini sebagaimana yang beliau khabarkan sendiri dalam sabdanya:
لاَ بَأْسَ بِهِ، وَلَكِنَّهُ لَيْسَ مِنْ طَعَامِي
“Tidak apa-apa, hanya saja dia bukanlah makananku”.
Ini yang dikuatkan oleh Imam An-Nawawy dalam Syarh Muslim (13/97).
[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/529
DHOB'UN الضبع( HYENA )
Hewan mamalia, yang merupakan predator dari hewan yang hidup, pemakan bangkai dan sisa-sisa ikan dan hewan mangsa yang lain. untuk mencari makanan mereka biasa nya dimalam hari saja, hewan pemburu yang terampil juga, ditandai dengan rahang yang kuat besar. Hukum nya HALAL
Pendapat yang paling kuat di kalangan ulama -dan ini merupakan pendapat Imam Asy-Syafi’iy dan Imam Ahmad- adalah halal dan bolehnya memakan daging hyena. Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah bin Abi ‘Ammar, beliau berkata, “Saya bertanya kepada Jabir, “apakah hyena termasuk hewan buruan?”, beliau menjawab, “iya”. Saya bertanya lagi, “apakah boleh memakannya?”, beliau menjawab, “boleh”. Saya kembali bertanya, “apakah pembolehan ini telah diucapkan oleh Rasulullah?”, beliau menjawab, “iya”“. Diriwayatkan oleh Imam Lima[3] dan dishohihkan oleh Al-Bukhary, At-Tirmidzy dan selainnya. Lihat Talkhishul Khabir (4/152).
Pendapat ini yang dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Fath (9/568) dan Imam Asy-Syaukany.
Adapun jika ada yang menyatakan bahwa hyena adalah termasuk hewan buas yang bertaring, maka kita jawab bahwa hadits Jabir di atas lebih khusus daripada hadits yang mengharamkan hewan buas yang bertaring sehingga hadits yang bersifat khusus lebih didahulukan. Atau dengan kata lain hyena diperkecualikan dari pengharaman hewan buas yang bertaring.>>Nailul Author (8/127) dan I’lamul Muwaqqi’in (2/117).
[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/52)]
ومنها الضبع وفي المهذب ويحل أكل الضبع لقوله عز وجل ويحل لهم الطيبات
وقال الشافعي رحمه الله ما زال الناس يأكلون الضبع ويبيعونه بين الصفا والمروة
وروي الجابر أن النبي صلي الله عليه وسلم قال الضبع صيد يأكل وفيه كبش إذا أصابه المحرم ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 18 (
Dan slah satu dari nya ( hewan yg halal di daratan) adalah Ad-dhob'u ( Hyena ) Didalam Syarah Muhadzzab di katakan bahwa di halal kan untuk memakan Ad-Dhob'u ( Hyena ) karna Allah berkata " Dihalalkan bagi mereka yang baik baik
Dan Imam As-Syafi'i mengatakan ( semoga allah selalu merahmati beliau ) orang2 ( para sahabat dr golongan tabi'it tabi'in) masih makan Ad-Dhob'un (hyena) dan memperjual belikan nyal antara Safa dan Marwa
Dan di riwayat kan dari Jabir bahwasanya Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam mengatakan :Hyena di buru dan dimakan oleh para sahabat pada bulan Muharram apabila kibasy ( domba ) tidak ada.
( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 18 )
Hewan mamalia, yang merupakan predator dari hewan yang hidup, pemakan bangkai dan sisa-sisa ikan dan hewan mangsa yang lain. untuk mencari makanan mereka biasa nya dimalam hari saja, hewan pemburu yang terampil juga, ditandai dengan rahang yang kuat besar. Hukum nya HALAL
Pendapat yang paling kuat di kalangan ulama -dan ini merupakan pendapat Imam Asy-Syafi’iy dan Imam Ahmad- adalah halal dan bolehnya memakan daging hyena. Hal ini berdasarkan hadits ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah bin Abi ‘Ammar, beliau berkata, “Saya bertanya kepada Jabir, “apakah hyena termasuk hewan buruan?”, beliau menjawab, “iya”. Saya bertanya lagi, “apakah boleh memakannya?”, beliau menjawab, “boleh”. Saya kembali bertanya, “apakah pembolehan ini telah diucapkan oleh Rasulullah?”, beliau menjawab, “iya”“. Diriwayatkan oleh Imam Lima[3] dan dishohihkan oleh Al-Bukhary, At-Tirmidzy dan selainnya. Lihat Talkhishul Khabir (4/152).
Pendapat ini yang dikuatkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Al-Fath (9/568) dan Imam Asy-Syaukany.
Adapun jika ada yang menyatakan bahwa hyena adalah termasuk hewan buas yang bertaring, maka kita jawab bahwa hadits Jabir di atas lebih khusus daripada hadits yang mengharamkan hewan buas yang bertaring sehingga hadits yang bersifat khusus lebih didahulukan. Atau dengan kata lain hyena diperkecualikan dari pengharaman hewan buas yang bertaring.>>Nailul Author (8/127) dan I’lamul Muwaqqi’in (2/117).
[Mughniyul Muhtaj (4/299) dan Al-Muqni' (3/52)]
ومنها الضبع وفي المهذب ويحل أكل الضبع لقوله عز وجل ويحل لهم الطيبات
وقال الشافعي رحمه الله ما زال الناس يأكلون الضبع ويبيعونه بين الصفا والمروة
وروي الجابر أن النبي صلي الله عليه وسلم قال الضبع صيد يأكل وفيه كبش إذا أصابه المحرم ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 18 (
Dan slah satu dari nya ( hewan yg halal di daratan) adalah Ad-dhob'u ( Hyena ) Didalam Syarah Muhadzzab di katakan bahwa di halal kan untuk memakan Ad-Dhob'u ( Hyena ) karna Allah berkata " Dihalalkan bagi mereka yang baik baik
Dan Imam As-Syafi'i mengatakan ( semoga allah selalu merahmati beliau ) orang2 ( para sahabat dr golongan tabi'it tabi'in) masih makan Ad-Dhob'un (hyena) dan memperjual belikan nyal antara Safa dan Marwa
Dan di riwayat kan dari Jabir bahwasanya Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam mengatakan :Hyena di buru dan dimakan oleh para sahabat pada bulan Muharram apabila kibasy ( domba ) tidak ada.
( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 18 )
DALDAL الدلدل (LANDAK BESAR)
Hewan mamalia yang biasanya hidup di daerah hutan. Landak inilah yang biasanya ada di indonesia, bertubuh besar sebesar kucing dewasa dan mempunyai bulu yang seperti duri duri yang tajam dan kuat serta panjang panjang. makan nya buah buahan dan sayur sayuran,, Adapun hukum memakan nya HALAL.
ومنها الدلدل قتا في الإقناع ومما ورد فيه النص في الحل الدلدل وهو دويبة قدر السخلة ذات شوك طويل يشبه السهام( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 24
Dan darinya ( yang dihalalkan dr hewan darat ) adalah Daldal ( landak besar ). Dikatakan di dalam Al-Iqnaa' dan juga pada nashnya dalam halal nya hewan Daldal. Adapun hewan daldal adalah hewan darat yang besarnya seperti anak domba yang mempunyai bulu bulu tajam dan panjang panjang ( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 24 )
Syaikh Al-Fauzan menguatkan pendapat Asy-Syafi’iyyah akan boleh dan halalnya karena tidak ada satupun dalil yang menyatakan haram dan khoba'itsnya. Al-Majmu’ (9/10).
Hewan mamalia yang biasanya hidup di daerah hutan. Landak inilah yang biasanya ada di indonesia, bertubuh besar sebesar kucing dewasa dan mempunyai bulu yang seperti duri duri yang tajam dan kuat serta panjang panjang. makan nya buah buahan dan sayur sayuran,, Adapun hukum memakan nya HALAL.
ومنها الدلدل قتا في الإقناع ومما ورد فيه النص في الحل الدلدل وهو دويبة قدر السخلة ذات شوك طويل يشبه السهام( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 24
Dan darinya ( yang dihalalkan dr hewan darat ) adalah Daldal ( landak besar ). Dikatakan di dalam Al-Iqnaa' dan juga pada nashnya dalam halal nya hewan Daldal. Adapun hewan daldal adalah hewan darat yang besarnya seperti anak domba yang mempunyai bulu bulu tajam dan panjang panjang ( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 24 )
Syaikh Al-Fauzan menguatkan pendapat Asy-Syafi’iyyah akan boleh dan halalnya karena tidak ada satupun dalil yang menyatakan haram dan khoba'itsnya. Al-Majmu’ (9/10).
FANNAK الفنك ( DESERT FOX/ RUBAH KECIL )
Fannak atau Desert Fox, seperti yang kadang-kadang dikenal, adalah skala kecil jenis rubah, besarnya seperti kucing kebanyakan, yang tinggal di gurun Sahara di Afrika Utara dan beberapa bagian dari Semenanjung Arab, yang memiliki dua telinga besar juga. "Fink" adalah nama Arab yang Fasih disebut pada sejumlah hewan ini.Dan adapun memakan nya adalah HALAL
ومنها الفنك في شرح المنهج وحل فنك بفتح الفاء والنون وهو دويبة يؤخذ من جلدها الغروللينها وخفتها اه ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 24
dan dari hewan yg di halal kan lain nya adalah Fannak, di dalam Syarah minhaj disebutkan bahwa sanya Fannak ( rubah kecil ) adalah halal.. Dengan fathah pada fa nya dan nun dan fannak adalah hewan darat yang kulitnya seperti ghuroir [ binatang antara anjing dan musang ( rubah)] dan lembut ( tidak ganas) serta ringan tubuh nya (kecil) >> (( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 24 )
Fannak atau Desert Fox, seperti yang kadang-kadang dikenal, adalah skala kecil jenis rubah, besarnya seperti kucing kebanyakan, yang tinggal di gurun Sahara di Afrika Utara dan beberapa bagian dari Semenanjung Arab, yang memiliki dua telinga besar juga. "Fink" adalah nama Arab yang Fasih disebut pada sejumlah hewan ini.Dan adapun memakan nya adalah HALAL
ومنها الفنك في شرح المنهج وحل فنك بفتح الفاء والنون وهو دويبة يؤخذ من جلدها الغروللينها وخفتها اه ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 24
dan dari hewan yg di halal kan lain nya adalah Fannak, di dalam Syarah minhaj disebutkan bahwa sanya Fannak ( rubah kecil ) adalah halal.. Dengan fathah pada fa nya dan nun dan fannak adalah hewan darat yang kulitnya seperti ghuroir [ binatang antara anjing dan musang ( rubah)] dan lembut ( tidak ganas) serta ringan tubuh nya (kecil) >> (( Tahqiiqul hayawaan fi bayaani ahkam : 24 )
IBNU 'AROS إبن عرس
Hewan mamalia yang hidup di darat dan salah satu dari jenis spesies musang.Ada di semua benua kecuali Australia dan musang ini panjang tubuhnya dari 15 - 35 cm seperti besar tikus, dan biasanya bulu cokelat muda, dan perut putih, serta berekor hitam.Musang dalam kebanyakan kasus, bulu di bagian belakang dan samping dengan warna cokelat kemerahan, atau coklat kekuningan, sementara bagian bawah putih atau kekuningan atau cokelat. Di musim dingin, bulu musang yang tinggal di bagian Asia beralih ke putih kecuali ekornya yang tetap hitam guna untuk penyamaran putih di es. Ekor hitam putus-putus, ia menarik perhatian predator penyerang seperti burung pemangsa, dan membuat pertahanan serangan balik. Musang memiliki bau yang kuat dan tajam penglihatannya, dan memiliki keahlian tersendiri tergantung ukuran nya yang khas dalam hal memangsa . Ini biasanya menggigit mangsanya di leher atau di bagian bawah tengkorak. musang memakan juga cacing tanah, serangga, katak, kadal, kelinci, lalat, ular dan burung. Adapun hukum nya Ibnu 'Aros ini adalah HALAL meskipun masih ada ikhtilaf dalam menghukumi nya..
ومنها إبن عرس قال الدميري قيل يحرم أكله لأنه كالفأر والمشهور حله بل قال في شرح المهذب يحل بلا خلاف وفي وجه حكاه الماوردي أنه يحرم .. اهـ ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 23 )
Dan dari nya (hewan yg dihalalkan di darat ) adalah Ibnu 'Aros, Imam Damiri berkata dalam Hayaatul Hayawaan bahwasanya memakan nya adalah haram karena seperti tikus, dan yang Masyhur hukum nya adalah halal,, akan tetapi dalam Syarah Muhadzzab
hewan ini di halalkan dengan tanpa ikhtilaaf dan adapun pendapat Imam mawardi beliau mengharamkan nya ( Tahqiiqul hayawaan : 24 )
Hewan mamalia yang hidup di darat dan salah satu dari jenis spesies musang.Ada di semua benua kecuali Australia dan musang ini panjang tubuhnya dari 15 - 35 cm seperti besar tikus, dan biasanya bulu cokelat muda, dan perut putih, serta berekor hitam.Musang dalam kebanyakan kasus, bulu di bagian belakang dan samping dengan warna cokelat kemerahan, atau coklat kekuningan, sementara bagian bawah putih atau kekuningan atau cokelat. Di musim dingin, bulu musang yang tinggal di bagian Asia beralih ke putih kecuali ekornya yang tetap hitam guna untuk penyamaran putih di es. Ekor hitam putus-putus, ia menarik perhatian predator penyerang seperti burung pemangsa, dan membuat pertahanan serangan balik. Musang memiliki bau yang kuat dan tajam penglihatannya, dan memiliki keahlian tersendiri tergantung ukuran nya yang khas dalam hal memangsa . Ini biasanya menggigit mangsanya di leher atau di bagian bawah tengkorak. musang memakan juga cacing tanah, serangga, katak, kadal, kelinci, lalat, ular dan burung. Adapun hukum nya Ibnu 'Aros ini adalah HALAL meskipun masih ada ikhtilaf dalam menghukumi nya..
ومنها إبن عرس قال الدميري قيل يحرم أكله لأنه كالفأر والمشهور حله بل قال في شرح المهذب يحل بلا خلاف وفي وجه حكاه الماوردي أنه يحرم .. اهـ ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 23 )
Dan dari nya (hewan yg dihalalkan di darat ) adalah Ibnu 'Aros, Imam Damiri berkata dalam Hayaatul Hayawaan bahwasanya memakan nya adalah haram karena seperti tikus, dan yang Masyhur hukum nya adalah halal,, akan tetapi dalam Syarah Muhadzzab
hewan ini di halalkan dengan tanpa ikhtilaaf dan adapun pendapat Imam mawardi beliau mengharamkan nya ( Tahqiiqul hayawaan : 24 )
QOOQUM قاقم
Sama seperti Ibnu 'Aros, masih dalam spesies Musang hanya saja lebih besar dari Ibnu 'Aros,, Hukum memakan nya HALAL
ومنها القاقم كما قال إبن الصلاح قد ذكرنا قريبا مع الدلق وهو بضم القاف الثانية قاله في فتوحات الوهاب .. اهـ (تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 24 )
Dan di antaranya lagi ( hewan darat yang di halalkan ) adalah QOOQUM seperti apa yang di katakan Ibnu Sholah : Sungguh kami menyebutnya (qooqum) itu adalah kerabat dekat (sama/sejenis) seperti DALLAQ( sejenis musang juga) dengan Dhommah di huruf qoof kedua nya, Beliau berkata tentang ini di Fathul Wahhab ,,, ( Tahqiiqul Hayawaan Fi Bayaani Ahkaam : 24 )
QUNFUDZ القنفذ ( LANDAK KECIL)
Sama seperti umum nya landak yang ada di indonesia ( besar ) akan tetapi ini ukuran nya kecil seukuran tangan orang dewasa dan muncung ( mulut nya ) berbentuk kerucut seperti curut,,, biasa ini di jadikan hewan peliharaan yang lucu di karnakan bila melindungi diri dia melengkungkan tubuh nya dan menjadi agak bulat sehingga yang tampak hanya tubuh nya yang berduri. Dan adapun hukum memakan nya adalah HALAL
ومنها القنفذ قال الشافعي يحل أكل القنفذ لأن العرب تستطيبه أفتي ابن عمر بـإبـاحته ,, اهـ /وفي حياة الحيوان وقال أيضا ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 22
dan di antara yang di halal kan dari hewan2 yg di darat adalah QONFUDZ ( landak kecil), Imam Syafi'i berkata di halalkan memakan Qonfudz ( landak kecil) di karenakan mengikuti baiknya fatwa Ibnu 'Umar tentang pembolehan nya memakan Qonfudz.. / dan ini juga termaktub di Hayatul hayawaan ( Tahqiiqul Hayawaan fiy bayaani Ahkaam : 22 )
Dan pendapat ini juga di kuatkan oleh Imam Fauzan tentang kebolehan dan kehalalan nya ( Majmu’ (9/10). )
TSA'LAB الثعلب ( RUBAH / FOX)
Rubah adalah pemakan daging dan tumbuhan dan ukuran nya relatif kecil dari anjing dan warna nya kuning kemerahan.. telinganya lebih pendek sedikit dari hewan sejenis nya yang lebih kecil ya'ni FANNAK ( DESERT FOX)... Adapun memakan nya adalah HALAL..
ومنها الثعلب وفي الإقناع وثعلب لأنه من الطيبات ولا يتقوي بنابه وكنيته أبو الحصين والأنثي ثعلبة وكنيتها أم عويل.. اهـ
وقال كمال الدين الدميري ومن الثعلب الهيطل.
(الحكم ) نص إمامنا الشافعي رحمه الله علي حل أكله وقال إبن الصلاح ليس في حله حديث عن رسول الله صلي الله عليه وسلم وفي تحريمه حديثا في إسنادهما ضعف واعتمد الشافعي في ذلك علي عادة العرب في أكله فيندرج في عموم قوله ( قل أحل لكم الطيبات
Dan dari hewan2 yang di halal kan di darat adalah Tsa'lab ( Rubah ) di dalam Iqnaa' karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan memangsa manusia atau hewan lainnya dengan taringnya dan dia juga termasuk dari hewan yang baik (arab: thoyyib) dan dia juga dikenal sdengan sebutan Abul Hashiin ( Bapak Kancil ) baik yg laki laki atau perempuan dan suka melolong
Dan berkata Kamaaluddin Ad-Damiri : Dan Tsa'lab ini juga bisa disebut Haythol (nama lain nya )
(hukum) Nash Imam kami As-Syafi'i Rahimahullaah menghalalkan untuk memakan nya , dan berkata Ibnu Sholah tentang tidak halalnya dalam hadits rosuulullah dan hadits yang mengatakan haram ( tsa'lab) Hadits itu dalam sanad nya Dho'if du dua nya.. Dan adapun As-Syafi'i mengadosi ( merujuk) atas 'adat (kebiasaan) orang2 arab di dalam memakan nya dan beliau mengambil jalan terhadap umumnya Kalam -Nya ( Qul Uhilla lakumut thoyyibaat )
- تحقيق الحيوان في بيان احكام : 19
- مغني مهتاج 4/ 299
- الإقناع 3/528
- الشرح الكبير 11/67
Rubah adalah pemakan daging dan tumbuhan dan ukuran nya relatif kecil dari anjing dan warna nya kuning kemerahan.. telinganya lebih pendek sedikit dari hewan sejenis nya yang lebih kecil ya'ni FANNAK ( DESERT FOX)... Adapun memakan nya adalah HALAL..
ومنها الثعلب وفي الإقناع وثعلب لأنه من الطيبات ولا يتقوي بنابه وكنيته أبو الحصين والأنثي ثعلبة وكنيتها أم عويل.. اهـ
وقال كمال الدين الدميري ومن الثعلب الهيطل.
(الحكم ) نص إمامنا الشافعي رحمه الله علي حل أكله وقال إبن الصلاح ليس في حله حديث عن رسول الله صلي الله عليه وسلم وفي تحريمه حديثا في إسنادهما ضعف واعتمد الشافعي في ذلك علي عادة العرب في أكله فيندرج في عموم قوله ( قل أحل لكم الطيبات
Dan dari hewan2 yang di halal kan di darat adalah Tsa'lab ( Rubah ) di dalam Iqnaa' karena walaupun bertaring hanya saja dia tidak mempertakuti dan memangsa manusia atau hewan lainnya dengan taringnya dan dia juga termasuk dari hewan yang baik (arab: thoyyib) dan dia juga dikenal sdengan sebutan Abul Hashiin ( Bapak Kancil ) baik yg laki laki atau perempuan dan suka melolong
Dan berkata Kamaaluddin Ad-Damiri : Dan Tsa'lab ini juga bisa disebut Haythol (nama lain nya )
(hukum) Nash Imam kami As-Syafi'i Rahimahullaah menghalalkan untuk memakan nya , dan berkata Ibnu Sholah tentang tidak halalnya dalam hadits rosuulullah dan hadits yang mengatakan haram ( tsa'lab) Hadits itu dalam sanad nya Dho'if du dua nya.. Dan adapun As-Syafi'i mengadosi ( merujuk) atas 'adat (kebiasaan) orang2 arab di dalam memakan nya dan beliau mengambil jalan terhadap umumnya Kalam -Nya ( Qul Uhilla lakumut thoyyibaat )
- تحقيق الحيوان في بيان احكام : 19
- مغني مهتاج 4/ 299
- الإقناع 3/528
- الشرح الكبير 11/67
SANJAAB (TUPAI / BAJING)
Seperti yang telah di ketahui,,, tupai adalah hewan pemanjat dan peloncat ulung yang sering memakan buah2an dan kelapa pada umum nya... Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.
Untuk menentukan halal-haramnya, maka dibutuhkan dalil dari Al Quran dan As Sunnah. Jika tidak ada satu pun dalil yang mengharamkannya maka kembali ke hukum asal yakni halal. Hal ini sesuai kaidah
الأصل في الشيء الإباحة إلا ما ورد عن الشارع تحريمه
hukum asal dari segala sesuatu adalah mubah, kecuali ada dalil dari pembuat syariat yang mengharamkannya. (Mughniy Muhtaaj)
Kaidah ini dibuat oleh para Ahli ushul, berdasarkan ayat-ayat berikut:
هو الذى خلق لكم ما في الأرض جميعا ثم استوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وهو بكل شيء عليم ( البقرة : 29 )
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 29)
Berkata Imam Asy Syaukani dalam Fathul Qadirnya:
قال ابن كيسان: “خلق لكم” أي من أجلكم، وفيه دليل على أن الأصل في الأشياء المخلوقة الإباحة حتى يقوم دليل يدل على النقل عن هذا الأصل، ولا فرق بين الحيوانات وغيرها مما ينتفع به من غير ضرر، وفي التأكيد بقوله: “جميعاً” أقوى دلالة على هذا
Berkata Ibnu Kaisan : (Menjadikan untuk kalian) yaitu karena kalian. Di dalamnya ada dalil bahwa hukum asal dari segala sesuatu ciptaan adalah mubah sampai tegaknya dalil yang menunjukkan perubahan hukum asal ini. Tidak ada perbedaan antara hewan-hewan atau selainnya, dari apa-apa yang dengannya membawa manfaat, bukan kerusakan. Hal ini dikuatkan lagi dengan firmanNya: (jami’an) “Semua”, yang memberikan korelasi yang lebih kuat dalam hal ini. ( Fathul Qadir,1/64-Syamilah )
Ayat lainnya:
Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu Dengan sebaik-baiknya, dan dimulakanNya kejadian manusia berasal dari tanah (QS. As Sajdah (32): 7)
Dalam Fathul Qadir disebut: أعطى كل شيء خلقه, yakni Dia memberikan kepada segala sesuatu dengan sebaik-baiknya ( Fathul Qadir, 2/6-Syamilah)
الحلال ما احل الله في كتابه والحرام ما حرم الله في كتابه وما سكت عنه وهو مما عفو عنه (رواه الترمذى)
“Yang halal adalah apa yang Allah halalkan dalam kitabNya, yang haram adalah yang Allah haramkan dalam kitabNya, dan apa saja yang di diamkanNya, maka itu termasuk yang dimaafkan.( HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, dihasankan oleh At Tirmidzi, bahkan Ibnu Taimiyah menjadikan nya hujjah dalam majmu' fatawa nya )
وَيَحِلُّ أَيْضًا السِّنْجَابُ وَهُوَ حَيَوَانٌ عَلَى حَدِّ الْيَرْبُوعِ يُتَّخَذُ مِنْ جِلْدِهِ الْفِرَاءُ
“Dan dihalalkan pula Tupai, dia adalah hewan sejenis kangguru, yang bisa diambil kulitnya untuk pakaian berbulu ( Hasyiah Jamal,22/246- Syamilah)
ومنها السنجاب قال سليمان بن عمر في التجريد لنفع العبيد ويحل أيضا السنجاب وهو حيوان علي حد اليربوع .. اهـ
Dan darinya ( hewan yg halal dr daratan) adalah Tupai, berkata Sulaiman bin 'Umar dalam Tajriid Linaf'il 'Abiid nya dan beliau menghalal kan juga dan beliau menempatkan Sanjab ( tupai) hewan yang sama seperti Yarbuu' ( sejenis tikus kecil yang bertungkai belakang panjang ) [ Tahqiiqul Hayawaan Fii Bayaani Ahkaam : 24 ]
SAMMUUR
Sama seperti musang lain nya..banyak berukuran kecil di bagian timur Rusia, Siberia, Mongolia dan Jepang, yang lazim di seluruh dunia dalam berbagai bentuk dan ukuran dan warna yang berbeda, tapi satu keluarga. Sulit membedakan nya... Dan hukumnya sama seperti keluarganya yang lain, ya'ni HALAL
ومنها السمور في شرح المنهج وحل سمور بفتح السين وضم الميم المشددة وهو حيوان يشبه السنور لأن العرب تستطيب .. اهـ
Dan dari hewan yg di halalkan di darat lagi adalah As-Sammuur, Didalam Syarah minhaj di terangkan kehalalan nya .. Difathahkan huruf Siin nya dan di dhommah kan mim nya serta di tasydidkan. dan adapun Sammuur adalah hewan sebagaimana Sanuur ( sebangsa kucing) karenanya juga orang orang arab menganggapnya hewan yang baik .. [ Tahqiiqul hayawaan Fiy bayaani Ahkaam : 24 ]
WABAR
Hewan ini biasanya hidup di daerah padang pasir dan hutan hutan yang biasanya dekat dengan perairan,, berdiamnya di bawah tanah yang beratap bebatuan.. Besarnya seperti kucing bila dewasa bahkan lebih besar lagi,, postur tubuh nya seperti landak yang besar tanpa bulu bulu berduri, dan bila sudah dewasa giginya yang atas dua ( kanan kiri ) memanjang dan melengkung kebelakang. Hewan ini tergolong kuat dan bisa melindungi dirinya walau dari saekor ular berbisa sekalipun.. Dan adapun hukum memakan nya adalah HALAL
ومنها الوبر قال الدميري وحكمه حل الأكل لأنه يغدي في الإحرام و الحرم وهو كالأرنب يتعلف النبات والبقول .. اهـ
Dan yg termasuk hewan2 yg dihalalkan dr darat adalah Wabar, Imam Damiri berkata ( dalam Hayaatul Hayawaan )dan menghukuminya Halal untuk memakan nya karena wabar dijadikan salah satu makanan ( hidangan kala pagi ) pada waktu ihrom dan di tanah harom , dan adapun Wabar itu seperti Kelinci dan makanannya adlah sayur sayuran dan kacang kacangan ( biji bijian )
YARBUU'
Hewan sejenis tikus yang postur tubuh nya kecil dan bertungkai belakang panjang, ukuran tubuh nya 5-13 cm panjangnya dan ekornya 7-18 cm dan beratnya 10-63 g. Dan ciri khas hewan ini, hewan ini jarang meminum air sepanjang hidupnya,makanan nya adalah bagian bawah tanaman Alasaria, Dia tinggal di daerah panas dan selalu aktif di malam hari dan sering hidup di gua-gua basah di siang hari., tergolong hewan pengerat, dalam bahasa latin nya kita kenal dengan GERBILLUS, tersebar di daerah-daerah kering Afrika Utara dan Timur dan Selatan dan Asia Barat. Hukum memakan nya adalah HALAL.
Ini merupakan madzhab Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah, dan juga merupakan pendapat ‘Urwah, ‘Atho` Al-Khurosany, Abu Tsaur, dan Ibnul Mundzir, karena asal dari segala sesuatu adalah halal, dan tidak ada satupun dalil yang menyatakan haramnya yarbu’ ini. Inilah yang dikuatkan oleh Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughny (11/71).
[ Iqna' (3/528) dan Mughni Muhtaj (4/299)]
ومنها اليربوع في حياة الحيوان الحكم يحل أكله لأن العرب تستطيبه .. اهـ
Dan di antara nya lagi (hewan yg halal) adalah Yarbuu', Disebutkan dalam Hayaatul Hayawaan ,adapun hukum nya adalah di halalkan untuk memakan nya karena orang orang arab menganggap hewan ini baik.. ( termasuk thoyyibaat) [ Tahqiiqul Hayawaan Fiy Bayaani Ahkaam : 22 ]
DALLAQ
Hewan ini satu spesies dengan musang hanya saja ekornya lebih pendek dari lain nya ... warna bulunya hitam dan bagian belakang nya putih .. Hukum memakan nya adalah HALAL..
ومنها الدلق وهو دويبة تقرب من السمور وقال الدميري في حياة الحيوان وفي رحلة إبن الصلاح عن كتاب لوامع الدلائل في زوايا المسائل المكيا الهراسي أنه قال يجوز أكل الفنك والسنجاب والدلق والقاقم والحوصل والزرافة كالثعلب
Dan hewan yang di halalkan lain nya adalah Ad-Dallaq, hewan ini adalah hewan darat yang masih kerabat dekat dengan Sammuur ( musang ), imam Damiri berkata dalm Hayaatul Hayawaan dan Rihlah Ibnu Sholaah tentang kitab Lawaami'ud Dalaa'il Fiy Zawaayal masaa'il Al- Makkiyya Al-Hirosi bahwa sanya beliau berkata : Boleh memakan Fannak( Desert fox/ rubah kecil),Sanjaab ( Tupai) , Dallaq, Qooqum, Perut burung, dan jerapah(*) seperti( sebagaimana) Tsa'lab ( rubah ) [ Tahqiiqul hayawaan Fy bayaani Ahkaam : 24 ]
Jenis Kelinci Anggora
ARNAB ( KELINCI)
Hewan yang mirip tikus ini ada banyak macam jenis nya,, tp secara gari besar terbagi dua , kelinci biasa ( terwelu ) dan kelinci yang pandai bersiul,,, dan marmut masuk dalam jenis spesies ini.. jadi sama hukum nya.. dalam nama lain nya kita kenal dengan pika ( pikachu ).. Makanan nya berupa sayur sayuran dan kacang kacangan ( biji bijian ).. Adapun hukum memakan nya adalah HALAL..
ومنها الأرنب قال في حياة الحيوان يحل أكل الأرنب عند العلماء كافة إلا ما حكي عن عبد الله بن عمرو بن العاص وابن أبي ليلي انهما كرها أكلها .. ( تحقيق الحيوان في بيان أحكام : 20 )
Dan diantara hewan2 yang di halalkan yang di darat adalah kelinci, Dikatakan dalam Hayaatul hayawaan , dihalalkan memakan kelinci menurut keseluruhan 'ulamaa' kecuali apa yang di hukumi dari hadits yang di riwayat kan Abdullah bin 'Umar bin 'Ash dan Abi laylaa bahwasanya keduanya meninggalkan untuk memakan nya. ( Tahqiiqul Hayawaan fiy Bayaani ahkaam wa khowaashuhu : 20 )
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary dan Imam Muslim dari Anas bin Malik -radhiallahu ‘anhu-:
أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم أُهْدِيَ لَهُ عَضْوٌ مِنْ أَرْنَبٍ، فَقَبِلَهُ
“Sesungguhnya beliau (Nabi) -Shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah diberikan hadiah berupa potongan daging kelinci, maka beliaupun menerimanya”.
Imam Ibnu Qudamah berkata dalam Al-Mughny, “Kami tidak mengetahui ada seorangpun yang mengatakan haramnya (kelinci) kecuali sesuatu yang diriwayatkan dari ‘Amr ibnul ‘Ash
Luqhothot : 16
HIMAARUZ ZAROD ( ZEBRA )
Hewan yang mirip seperti kuda ini tak lain adalah salah satu jenis spesies dari Himar ( keledai ) akan tetapi liar, dalam bahasa arab kita kenal dengan sebutan Al Wahsyi ( liar ).. Adapun hukum memakan nya adalah HALAL.. tidak seperti Himar ( keledai ) lain nya yang tergolong Ahliy ( keledai jinak ) maka Nabi menghukumi nya Haram dikarenakan Najis daging nya..
HALAL hukum nya :
فإن الحمر الوحشية يجوز أكل لحمها؛ بخلاف الإنسية فلا يجوز أكلها لنهي النبي صلى الله عليه وسلم عنها، ففي الصحيحين عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن لحوم الحمر الأهلية. اهـ.
وقال الإمام الشافعي في الأم: أخبرنا مالك عن ابن شهاب عن عبد الله والحسن ابني محمد بن علي, عن أبيهما عن علي بن أبي طالب رضي الله عنهم: أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عام خيبر عن نكاح المتعة, وعن لحوم الحمر الأهلية .
قال الشافعي: في هذا الحديث دلالتان:
إحداهما: تحريم أكل لحوم الحمر الأهلية، والأخرى إباحة لحوم حمر الوحش, لأنه لا صنف من الحمر إلا الأهلي والوحشي, فإذا قصد رسول الله صلى الله عليه وسلم بالتحريم قصد الأهلي, ثم وصفه , دل على أنه أخرج الوحشي من التحريم وهذا مثل نهيه عن كل ذي ناب من السباع . فقصد بالنهي قصد عين دون عين، فحرم ما نهى عنه وحل ما خرج من تلك الصفة سواه، مع أنه قد جاء عن رسول الله صلى الله عليه وسلم إباحة أكل حمر الوحش. أمر أبا بكر رضي الله عنه أن يقسم حمارا وحشيا قتله أبو قتادة بين الرفقة. وحديث طلحة أنهم أكلوا معه لحم حمار وحشي .
( قال الشافعي ): وخلق الحمر الأهلية يباين خلق الحمر الوحشية مباينة يعرفها أهل الخبرة بها . فلو توحش أهلي لم يحل أكله. وكان على الأصل في التحريم . ولو استأهل وحشي لم يحرم أكله وكان على الأصل في التحليل . ولا يذبحه المحرم وإن استأهل. ولو نزا حمار أهلي على فرس أو فرس على أتان أهلية, لم يحل أكل ما نتج بينهما، لست أنظر في ذلك إلى أيهما النازي لأن الولد منهما . فلا يحل حتى يكون لحمهما معا حلالا . وكل ما عرف فيه حمار أهلي من قبل أب أو أم . لم يحل أكله بحال أبدا . ولا أكل نسله . ولو نزا حمار وحشي على فرس . أو فرس على أتان وحشي حل أكل ما ولد بينهما لأنهما مباحان معا ....اهـ.ـ
وأما الأساس المتبع لتحريم الحيوانات فهو كل ما نص الشرع على حرمته بعينه كالحمار الأهلي والخنزير، أو جنسه ككل ما يفترس بنابه من السباع كالأسد، والذئب، والفيل، والكلب.
ويحرم من الطير ما كان ذا مخلب أي ظفر يفترس به كالعقاب، والبازي، والصقر.
ويحرم ما كان خبثه معروفاً كالفأرة والحشرات.
أو كان خبثه عارضاً كالجَلَّالة وهي الحيوانات التي تتغذى بالنجاسة، فيحرم أكل لحمها حتى تحبس، وتعلف الطاهر، ويغلب على الظن طهارتها.
أو كان معروفاً بأكل الجيف كالغراب.
أو كان متولداً بين حلال وحرام كالبغل فهو من أنثى خيل نزا عليها حمار وقيل إنه يتبع لأمه.
ويحرم أكل ما أمر الشارع بقتله كالحية والعقرب، أو نهى عن قتله كالنملة والنحلة ونحوها.
ويحرم أكل ما ذكر عليه اسم غير الله، أو ذبح لغير الله ويسمى فسقا، قال تعالى: أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ. {الأنعام:145}.
وتحرم الميتة التي لم تذك ويدخل فيها كل ما مات بالخنق، أو بضرب الرأس، أو بالصعق الكهربائي، أو بالتغطيس في الماء الحار، أو بالغاز الخانق فهو حرام لا يجوز أكله، لعدم ذكاته ولأن الدم في هذه الحالات يحتقن باللحم فيضر الإنسان أكله.
وااله أعلم
http://www.islamweb.net/
Mohon koreksi dan penambahan nya bagi para asaatidz dan asaatidzah ..
Silahkan di dokumen kan karna sudah dapat izin dari yang punya . . :)
Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh . .
Dokumen : 0337 : HEWAN DARAT YANG TERGOLONG HALAL
sesat kamu daras A.sukino!!!!
BalasHapus