0197 : MENGIKUTI FATWA ULAMA
Kamis, 14 November 2013
Tulis Komentar
Muhammad Chandra Cipto
Assalamu'alaykum para sesepuh, member & dewan asatidz Forsil Aswaja Nusantara
Numpang nanya,
1) Bagaimana keterangan hukumnya bagi kaum muslimin bilamana tidak mengikuti atau menjalankan fatwa dari para ulama, contohnya dari MUI ?
2) Adakah kriteria khusus untuk mengikuti atau menjalankan fatwa2 dari para ulama ?
Segitu dulu, terima kasih
*) sambil dagang ^_^
JAWABAN
Abdurrofik Ingin Ridlo Robby
الموسوعة الفقهية الكويتية (32/ 46)
-
حُكْمُ الاِسْتِفْتَاءِ:
41 - اسْتِفْتَاءُ الْعَامِّيِّ الَّذِي لاَ يَعْلَمُ حُكْمَ الْحَادِثَةِ وَاجِبٌ عَلَيْهِ، لِوُجُوبِ الْعَمَل حَسَبَ حُكْمِ الشَّرْعِ، وَلأَِنَّهُ إِذَا أَقْدَمَ عَلَى الْعَمَل مِنْ غَيْرِ عِلْمٍ فَقَدْ يَرْتَكِبُ الْحَرَامَ، أَوْ يَتْرُكُ فِي الْعِبَادَةِ مَا لاَ بُدَّ مِنْهُ،
Hukum minta fatwa
Memintanya fatwa orang umum yg gk tau hukum baru trjadi itu wajib sekira syara' itu menghukuminya. krn ketika melangkah dlm perbuatan/amal tanpa tau maka sama saja menembuh keharaman, atau dlm meninggalkan ibadah yg wajib.
قَال الْغَزَالِيُّ: الْعَامِّيُّ يَجِبُ عَلَيْهِ سُؤَال الْعُلَمَاءِ، لأَِنَّ الإِْجْمَاعَ مُنْعَقِدٌ عَلَى أَنَّ الْعَامِّيَّ مُكَلَّفٌ بِالأَْحْكَامِ، وَتَكْلِيفُهُ طَلَبَ رُتْبَةِ الاِجْتِهَادِ مُحَالٌ، لأَِنَّهُ يُؤَدِّي إِلَى انْقِطَاعِ الْحَرْثِ وَالنَّسْل، وَتَعَطُّل الْحِرَفِ وَالصَّنَائِعِ، وَإِذَا اسْتَحَال هَذَا لَمْ يَبْقَ إِلاَّ سُؤَال الْعُلَمَاءِ وَوُجُوبُ اتِّبَاعِهِمْ. (1)
Berkata imam ghozali bagi orang awam wajib tanya kpd ulamak krn berdasar ijmak ulamak sdh sepakat bahwa oranga awam dituntut hukum 2 dan tuntutannya tuk mengupayakan ijtihad sangat gk mungkin karena akan mengakibatkan putusnya hasil dan generasi, terputusnya cri nafkah dan pekerja'an. Kalau tidak mungkin seperti itu maka mau tidak mau harus bertanya kpd ulamak dn mengikuti .
وَقَال النَّوَوِيُّ: مَنْ نَزَلَتْ بِهِ حَادِثَةٌ يَجِبُ عَلَيْهِ عِلْمُ حُكْمِهَا، أَيْ وَجَبَ عَلَيْهِ الاِسْتِفْتَاءُ عَنْهَا، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ بِبَلَدِهِ مَنْ يَسْتَفْتِيهِ وَجَبَ عَلَيْهِ الرَّحِيل إِلَى مَنْ يُفْتِيهِ وَإِنْ بَعُدَتْ دَارُهُ، وَقَدْ رَحَل خَلاَئِقُ مِنَ السَّلَفِ فِي الْمَسْأَلَةِ الْوَاحِدَةِ
اللَّيَالِيَ وَالأَْيَّامَ. (2)
Berkaata imam nawawi barang siapa tertimpa hal baru ( menyang.kut hukumnya )) maka wajib baginya mengetahui hukumnya, wajib baginya bertanya ttg hukumnya. kalau tidak ada didaerahnya orang yg mau diminta fatwanya mk ia wajib pergi keorang yg bisa memberikan fatwa walau jauh dr rumahnya.orang 2 kuno pergia hanya untuk 1 masalah saja sianga dan malam
(1) ابن عابدين على الدر المختار 5 / 93.
(2) المجموع للنووي 1 / 41
Kesimpulannya wajib tau dan bertanya ttg hal baru semisal masalah MLM, jual beli online dll, kalau hal 2 yg sdh ada maka ikuti yg sdh ada. Tanya kpd yg ahlinya sprt ulamak, bkn seperti fatwa rokok itu krn ttg hukum rokok sdh ada fatwanya yaitu khilaf oleh ulamak yg lbh berkapasitas dlm ijtihad dn fatawa.
Link Dokumen : MENGIKUTI FATWA ULAMA
Link Diskusi : MENGIKUTI FATWA ULAMA
Assalamu'alaykum para sesepuh, member & dewan asatidz Forsil Aswaja Nusantara
Numpang nanya,
1) Bagaimana keterangan hukumnya bagi kaum muslimin bilamana tidak mengikuti atau menjalankan fatwa dari para ulama, contohnya dari MUI ?
2) Adakah kriteria khusus untuk mengikuti atau menjalankan fatwa2 dari para ulama ?
Segitu dulu, terima kasih
*) sambil dagang ^_^
JAWABAN
Abdurrofik Ingin Ridlo Robby
الموسوعة الفقهية الكويتية (32/ 46)
-
حُكْمُ الاِسْتِفْتَاءِ:
41 - اسْتِفْتَاءُ الْعَامِّيِّ الَّذِي لاَ يَعْلَمُ حُكْمَ الْحَادِثَةِ وَاجِبٌ عَلَيْهِ، لِوُجُوبِ الْعَمَل حَسَبَ حُكْمِ الشَّرْعِ، وَلأَِنَّهُ إِذَا أَقْدَمَ عَلَى الْعَمَل مِنْ غَيْرِ عِلْمٍ فَقَدْ يَرْتَكِبُ الْحَرَامَ، أَوْ يَتْرُكُ فِي الْعِبَادَةِ مَا لاَ بُدَّ مِنْهُ،
Hukum minta fatwa
Memintanya fatwa orang umum yg gk tau hukum baru trjadi itu wajib sekira syara' itu menghukuminya. krn ketika melangkah dlm perbuatan/amal tanpa tau maka sama saja menembuh keharaman, atau dlm meninggalkan ibadah yg wajib.
قَال الْغَزَالِيُّ: الْعَامِّيُّ يَجِبُ عَلَيْهِ سُؤَال الْعُلَمَاءِ، لأَِنَّ الإِْجْمَاعَ مُنْعَقِدٌ عَلَى أَنَّ الْعَامِّيَّ مُكَلَّفٌ بِالأَْحْكَامِ، وَتَكْلِيفُهُ طَلَبَ رُتْبَةِ الاِجْتِهَادِ مُحَالٌ، لأَِنَّهُ يُؤَدِّي إِلَى انْقِطَاعِ الْحَرْثِ وَالنَّسْل، وَتَعَطُّل الْحِرَفِ وَالصَّنَائِعِ، وَإِذَا اسْتَحَال هَذَا لَمْ يَبْقَ إِلاَّ سُؤَال الْعُلَمَاءِ وَوُجُوبُ اتِّبَاعِهِمْ. (1)
Berkata imam ghozali bagi orang awam wajib tanya kpd ulamak krn berdasar ijmak ulamak sdh sepakat bahwa oranga awam dituntut hukum 2 dan tuntutannya tuk mengupayakan ijtihad sangat gk mungkin karena akan mengakibatkan putusnya hasil dan generasi, terputusnya cri nafkah dan pekerja'an. Kalau tidak mungkin seperti itu maka mau tidak mau harus bertanya kpd ulamak dn mengikuti .
وَقَال النَّوَوِيُّ: مَنْ نَزَلَتْ بِهِ حَادِثَةٌ يَجِبُ عَلَيْهِ عِلْمُ حُكْمِهَا، أَيْ وَجَبَ عَلَيْهِ الاِسْتِفْتَاءُ عَنْهَا، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ بِبَلَدِهِ مَنْ يَسْتَفْتِيهِ وَجَبَ عَلَيْهِ الرَّحِيل إِلَى مَنْ يُفْتِيهِ وَإِنْ بَعُدَتْ دَارُهُ، وَقَدْ رَحَل خَلاَئِقُ مِنَ السَّلَفِ فِي الْمَسْأَلَةِ الْوَاحِدَةِ
اللَّيَالِيَ وَالأَْيَّامَ. (2)
Berkaata imam nawawi barang siapa tertimpa hal baru ( menyang.kut hukumnya )) maka wajib baginya mengetahui hukumnya, wajib baginya bertanya ttg hukumnya. kalau tidak ada didaerahnya orang yg mau diminta fatwanya mk ia wajib pergi keorang yg bisa memberikan fatwa walau jauh dr rumahnya.orang 2 kuno pergia hanya untuk 1 masalah saja sianga dan malam
(1) ابن عابدين على الدر المختار 5 / 93.
(2) المجموع للنووي 1 / 41
Kesimpulannya wajib tau dan bertanya ttg hal baru semisal masalah MLM, jual beli online dll, kalau hal 2 yg sdh ada maka ikuti yg sdh ada. Tanya kpd yg ahlinya sprt ulamak, bkn seperti fatwa rokok itu krn ttg hukum rokok sdh ada fatwanya yaitu khilaf oleh ulamak yg lbh berkapasitas dlm ijtihad dn fatawa.
Link Dokumen : MENGIKUTI FATWA ULAMA
Link Diskusi : MENGIKUTI FATWA ULAMA
Belum ada Komentar untuk "0197 : MENGIKUTI FATWA ULAMA"
Posting Komentar